Saturday, September 17, 2016

Masjid Agung Nurussalam Tanah Bumbu

Artistik. Tampilan Masjid Agung Nurussalam di komplek perkantoran Pemkab Tanah Bumbu ini memiliki rancangan yang artistik dan tak biasa. 

Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan. Sebelumnya kabupaten ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Kotabaru. Ibukota kabupaten terletak di Kelurahan Kelurahan Gunung Tinggi (dulunya bernama Desa Pondok Butun) kecamatan Batu Licin. Sedangkan sentra kegiatan usaha dan ekonomi berada di kecamatan Simpang Empat, yang dulunya juga merupakan bagian dari Kecamatan Batulicin. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.066,96 km² dan jumlah penduduk sebanyak 267.913 jiwa (Sensus 2010).

Pemekaran Kabupaten Tanah Bumbu dari kabupaten Kotabaru ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tanggal 8 April 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan undang-undang tersebut, Kabupaten Tanah Bumbu selalu merayakan hari jadinya pada tanggal 8 April setiap tahunnya. Nama historis yang pernah digunakan untuk menyebut daerah kabupaten ini adalah Tanah Koesan – 1879 dan Tanah Bumbu Selatan.


7 Tahun setelah dibentuknya kabupaten Tanah Bumbu, di Batu Licin telah dibangun Masjid Agung kabupaten yang berada di dalam komplek pemerintahan Kabupaten Tanah Bumbu, di Kawasan Gunung Tinggi, Batu Licin. Masjid yang diberi nama Masjid Agung Nurussalam, diresmikan pada tanggal 25 April 2010 dengan luas keseluruhan mencapai 10.000 meter persegi berdaya tamping mencapai 10 ribu Jemaah.

Arsitektur Masjid Agung Nurussalam

Masjid tampak megah dengan bentuknya yang unik, kubah besar, serta dominasi warna biru cerah yang mencorong. Bentuk dasar bangunannya bulat, berbeda dengan kebanyakan masjid dan bangunan lain di Indonesia yang biasanya persegi. Di bagian luar, bentuk bundar masjid dihiasi bukaan yang menerobos masuk ke ruang utama masjid. Atap masjid yang berbentuk oval melancip bertingkat dua sekilas mirip bentuk atap depan Teater Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah dan Sidney Opera House.

Interior Masjid Agung Nurussalam Tanah Bumbu

Bukaan jendela dipisahkan menjadi empat sisi yang dibatasi oleh empat menara dinding dengan kubah kecil di atasnya membentuk empat sudut pada tubuh bangunan, sehingga terdapat pola empat sisi bukaan lancip. Pola ini sangat padu dengan kubah besar yang juga bulat dengan warna cerah senada. Bentuk bundar juga berpengaruh pada bagian dalam ruang masjid. Ruang utama ibadah terlihat berbeda dari ruang utama masjid pada umumnya. Ruang utama tampil lapang dan minimalis dengan dominasi putih dan jendela terawang yang mengelilingi ruang. Jendela terawang ini sekaligus berfungsi sebagai dinding.

Di lantai dua yang juga melingkar membentuk mezzanine, aksen jendela terawang diberi elemen hias kaca patri di bagian tengah. Pada siang hari, kaca tersebut akan merefleksikan cahaya alami matahari dari luar sehingga membentuk sorot cahaya yang eksotis. Secara keseluruhan, konsep dinding dengan model jendela terawang ini juga membuat pencahayaan dari luar bebas menerobos masuk. Dapat dikatakan, bangunan ini sedikit banyaknya telah menerapkan konsep bangunan hemat energi.***

---------------

Baca Juga


No comments:

Post a Comment