Friday, October 14, 2011

Masjid Raya Al-Kasiah Karawang

Masjid Raya Al-Kasiah dibangun dengan gaya bangunan masjid tradisional Indonesia kekinian. Tradisional arsitekturnya, kekinian material yang digunakannya. Hasilnya sebuah bangunan masjid yang menawan hati.

Bila anda kebetulan sedang melintas di jalan raya Klari di Karawang yang menghubungkan kota karawang dengan Purwakarta, dan bertepatan dengan tiba nya waktu sholat, di daerah tersebut ada bangunan masjid yang cukup nyaman dan mengesankan untuk disinggahi guna melaksanakan ibadah sholat fardhu. Masjid tersebut bernama Masjid Raya Al-Kasiah.

Masjid megah berbahan besi dan kaca ini bukan dibangun oleh pemerintah atau warga sekitar, bukan pula oleh sebuah perusahaan. Tapi dibangun oleh satu keluarga muslim, menjadikan masjid ini sebagai masjid keluarga namun terbuka untuk muslim manapun. Bangunannya pun dirancang terbuka dan ramah lingkungan dan ramah pengunjung, menghilangkan kesan “sungkan” bagi siapapun yang mampir kesana.

Masjid Raya Al-Kasiah
Jl. Raya Klari, Desa Klari, Kabupaten Karawang
Jawa Barat 41371 Indonesia



Sejarah Pembangunan Masjid Raya Alkasiah

Masjid Al-Khasiah Klari adalah masjid keluarga, didirikan dengan dana yang dihimpun oleh ahli waris Keluarga S. Wongsoredjo, diprakarsai oleh Alm. Soekandar Wignjosoebroto (wafat 1988), putra sulung S. Wongsoredjo, sedangkan pembangunan masjid dikerjakan oleh alm. Drs. Moh Sisman (wafat 2005), putra bungsu S. Wongsoredjo. Semasa hidupnya, S. Wongsoredjo (wafat 1948) bertugas sebagai kepala stasiun kereta api Klari. Nama masjid diambil dari nama isteri S. Wongsoredjo (Kasiah), suatu nama yang tersebut juda dalam al-Quran.

Arsitektur Masjid Raya Al-Kasiah

Masjid Raya Al-Kasiah ini, cukup mengesankan rancang bangun nya, cukup mengesankan pula ditilik dari siapa pembangun nya. Bila di Putra Jaya Malaysia terkenal dengan masjid yang mereka sebut sebagai masjid besi karena hampir keseluruhan material masjid tersebut menggunakan besi dalam berbagai aplikasi, maka, masjid Raya Al-kasiah ini mungkin dapat disebut sebagai masjid besi nya Karawang.

Plakat pembangunan masjid, ada di dinding sisi kiblat.

Bangunan utama masjid Raya Al-kasiah ini seluruhnya menggunakan struktur besi baja, dari tiang hingga kerangka atap. Dari luar ataupun dari bagian dalam masjid terlihat dengan jelas besi besi yang digunakan untuk bangunan masjid ini. Menjadi sangat menarik karena masjid ini dibangun dalam arsitektur asli indonesia yang merupakan warisan kuno dari era ke emasan Majapahit, namun menggunakan material bangunan ke kinian. 

Seperti sudah dibahas dalam artikel terdahulu di blog ini yang bertajuk “Warisan Majapahit di masjid masjid kita”bahwa struktur bangunan masjid dengan atap limas besusun yang kini menjadi ciri utama masjid asli Indonesia merupakan warisan kekayaan arsitektur Majapahit yang diaplikasikan ke dalam arsitektur Islam Indonesia oleh Raden Sepat. Dan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari masjid masjid Nusantara.

Hampir seluruh dinding masjid ini menggunakan kaca kecuali sisi kiblatnya. Menghasilkan ruang dalam masjid yang terang benderang di siang hari.

Berdinding Kaca

Keseluruhan dinding masjid Al-Kasiah, kecuali sisi mihrab, menggunakan material kaca bening. Perpaduan dinding kaca dan ketinggian atap masjid benar benar menghilangkan kebutuhan energi listrik untuk penerangan di siang hari. Rancangan yang demikian ini juga menghasilkan ruangan yang tetap terasa nyaman di siang hari ditengah teriknya matahari Karawang.

Ruang dalam masjid dibangun tanpa plafon. Rancangan seperti ini selain memberikan ruang yang leluasa bagi sirkualasi udara yang berguna bagi menjaga temperatur di dalam ruanganan, juga memberikan keindahan tersendiri bagi interior masjid yang dihasilkan dari padu padan rangkaian besi kerangka utama masjid dengan latar belakang nya berupa lapisan kayu penutup sisi bawah atap masjid.

Mihrab Masjid Raya Al-Kasiah, perhatikan kaligrafi di bagian atasnya, sangat menarik.

Dinding di sisi mihrab yang menjadi satu satunya yang berbahan beton, itupun tidak keseluruhan, bagian atas tembok sisi mihrab ini, tetap di beri bukaan dengan dinding kaca. Di tembok sisi mihrab ini dipajang sebuah kaligrafi Al-qur’an dalam ukuran besar. Plakat pembangunan masjid juga dipasang ditembok ini di bagian bawah sebelah kiri. Sementara ruang mihrab masjid ditenrangi cahaya alami dari glass wall yang dipasang di sisi depan mihrab. Sisi atap mihrab di hias dengan mushaf al-Quran memberikan kesan bahwa ruang mihrab ini seakan akan dipayungi oleh kitab suci Alqur’an yang sedang terbuka dan menhadap ke bawah.

Pendopo besar dari kayu.

Masjid ini dilengkapi dengan bangunan pendopo yang berukuran jauh lebih besar dari bangunan utama masjid. pendopo yang dibangun disisi timur dan terhubung dengan bangunan utama masjid menjadikan pendopo ini sebagai ruang sholat tambahan bagi jemaah sholat jum’at. Layaknya pendopo yang biasa dijumpai di masjid masjid dan keraton jawa, pendopo masjid Al-Kasiah pun dibangun tanpa dinding, beratap genteng dan tak terlalu tinggi untuk memberikan keteduhan. Sangat nyaman untuk beristirahat sejenak di pendopo ini.

Sejuk, ijo royo royo.

Halaman belakang masjid (sisi utara) masih ada lahan terbuka yang dipenuhi dengan pohon buah buahan termasuk pohon mangga. pohon pohon besar juga du tanam dihalaman depan dan disekitar pendopo. Pohon pohon besar dan rimbun di area ini memberikan suasana adem dan sejuk di sekitar masjid.

Menara Masjid

Menara masjid Raya AlKasiah dibangun terpisah dari bangunan masjid. letaknya pojok barat daya masjid atau disisi kiri gerbang masuk ke kawasan masjid. menara masjid ini juga dibangun menggunakan material besi baja dan beton bertulang. Menara segi empat ini ke empat sisinya ditutup dengan panel besi berkerawang yang terlihat cukup unik.

dari arah komplek pemakaman keluarga.

Pemakaman Keluarga

Di sebelah barat masjid terdapat komplek pemakaman keluarga yang diperuntukkan khusus bagi keluaga Wongsoredjo. Keluarga yang membangun masjid raya ini. Komplek pemakaman ini cukup luas untuk ukuran pemakaman keluarga. Lengkap dengan papan nama berukuran besar di pintu utama pemakaman yang menhadap ke areal parkir di sisi barat bangunan masjid.

Aktivitas Masjid Raya Al-Kasiah

Lokasi masjid ini yang berada di daerah industri bukan di tengah tengah pemukiman warga ataupun komplek perumahan, menjadikan masjid ini hanya ramai jemaah justru di hari kerja, bukan di hari hari libur. Di hari Jum’at saat pelaksanaan sholat jum’at masjid ini penuh sesak oleh jemaah yang merupakan karyawan dari perushaan perusahaan yang berada di daerah tersebut, dan pengguna jalan yang kebetulan melintas di kawasan tersebut.**updated 08-08-2019** (orriginal post)

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


No comments:

Post a Comment